Rabu, 29 Agustus 2012

LULUS Jangan PUPUS

LULUS, kata yang sangat singkat, mudah diucapkan, hanya terdiri dari dua suku kata yang berulang. Namun dampak yang dirasakan ketika kita memeroleh nya (red: kelulusan) cukup besar, bisa saja senang, lega, haru, bangga, dan syukur atas apa yang telah kita capai dengan usaha maksimal agar bisa menciptakan hasil yang memuaskan. Bulan maret yang lalu (2012) saya akhirnya lulus dari Universitas Hasanuddin tepatnya jurusan ilmu komunikasi dengan menyandang predikat cum laude dan menjadi lulusan terbaik jurusan (tp predikat seperti ini hanya keberuntungan saja, karena yg terbaik sudah lulus duluan, hahha).dan sebenarnya saya termasuk orang yang lambat tuk mencapai kelulusan, yah maklum kurang lebih nganggur 2 tahun (eh,tepatnya pendidikan yang setara diploma dua). Namun seperti kata orang bijak, selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa. dari keterlambatan tersebut saya bisa belajar tentang pencarian kerja yang sesungguhnya.Agak berbeda dengan pola sebelumnya, yaitu proses tingkatan SD hingga Perguruan Tinggi yang sangat teratur (tahunan), kini tuk menuju perekrutan kerja tidak ada lagi jadwal pasti. Semua berdasarkan kebutuhan dan kebijakan dari perusahaan masing-masing. belum lagi persaingan yang semakin ketat karena lebih spesifik atau mungkin karena "kemurnia" perekrutan yang mulai terkikis. Paling tidak, kita sebagai jobseeker harus terus berusaha semaksimal mungkin. Bahasa-bahasa motivasi berdatangan baik bagi sesama jobseeker maupun teman-teman yang telah berlabuh di tempat yang nyaman. dan saya merupakan salah satu yang tergoda oleh persaingan di ibukota. Memberanikan diri, bahkan sebelum wisuda tuk mengikuti perekrutan salah satu stasiun tv swasta nasional. Saya berhasil lolos hingga empat tahap, tepatnya interview head management. Dan semua tampak berjalan lancar hingga menunggu panggilan berikutnya, yaitu job offering. Merasa sangat optimis, sayangnya panggilan tersebut tak kunjung datang. Padahal saya sudah berjuang habis-habisan tuk membeli tiket pulang balik makassar jakarta hingga tiga kali (maklumlah, tuk seukuran mahasiswa biaya tersebut sangat tinggi). Pantang menyerah, itulah mungkin yang telah tertanam dalam benak saya tuk mendapatkan pekerjaan. Dan saya sudah terlanjur berniat melanjutkan perjuangan di ibukota (minimal di luar zona nyaman/makassar). dan saya pun menyebar Curriculum Vitae (CV) dan portofolio dimana-mana. Alhasil melalu seorang teman dari IKJ, menawarkan posisi penulis naskah. Iya, pekerjaan yang sering saya hindari dalam pembuatan film. Namun karena desakan keluar dari zona nganggur, memberanikan saya untuk menerima tawaran tersebut. Lagian lokasi kantornya berdekatan dengan rumah (homestay) tempat saya menumpang. Dan perjuangan pun di mulai. Mencoba menjajal berbagai kegiatan. Demi cerita indah di masa yang akan datang. Semoga kita semua mendapat hikmah di balik setiap kejadian yang kita hadapi.semoga kita bersyukur, pandai menikmati hari-hari yang akan datang.dan buat
kalian yang masih mahasiswa yang belum tahu kapan lulus, jangan khawatir kecuali semangat tuk meraih impian sudah PUPUS. Mari berjuang kawan! GOOD LUCK FOR YOU, ALL!